Dikutip dari : http://islamlib.com/id/index.php?page=comment&art_id=224&pageno=
Cinta Layak Diperjuangkan.....
Menurut saya cinta itu layak diperjuangkan. Tuhan itu cuma satu, cuma cara untuk menggapai tuhan itu ada beberapa keyakinan. saya rasa pernikahan dengan orang yang berbeda agama hanyalah sebuah cara tuhan itu sendiri untuk mempersatukan umatnya. Agar kita saling mengerti masing-masing agama.
Tuhan, God, Allah, Yesus, Kong Khucu, Budha, hyang widi, Gusti Allah... semua tuhan mengapa musti ada surga orang Islam, surga orang Kristiani. padahal Tuhan itu satu. God, jika cinta itu salah dan gak ada surga buat kami (orang2 yg menikah atau akan menikah tapi berbeda agama), akankah neraka hal yang akan kami raih. Masalah anak, setiap orang punya hak asasi untuk menentukan agamanya. Anak hanya mengikuti agama orang tua namun ketika besar seharusnya mereka dapat menentukan agama yang mereka mau, bukan agama yg orang tuanya pilihkan (hanya hal ini masih tabu untuk negara Indonesia).
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang gak open-minded. Sehingga, perkawinan beda agama dianggap perkawinan yang salah, haram dan tidak sah. Kalo ditanya, mungkin gak ada orang yang mau menikah dengan pasangan yg beda agama, tapi sekali lagi cinta. Bukankah cinta memang layak diperjuangkan!!!!
Bila kita melihat, di Indonesia banyak perkawinan yang seagama tapi tetap saja anak2nya kdg malah tidak menjalankan perintah agama. Apa ini dapat di benarkan? Banyak juga orang menikah satu agama tapi ketika dalam mengarungi perkawinan tetap saja ada salah satu pasangan yang tidak menjalankan perintah agama mis: sholat lima waktu. Apa ini tetap dibenarkan? Contoh saja saya.
Saya terlahir dari perkawinan orang tua yang satu agama. Tapi, kenyataan yang saya hadapi orang tua saya, mama menjalankan perintah agama Islam, sholat , puasa ,dll. Tapi, ayah saya yang notabene seharusnya menjadi imam, ia tidak pernah jadi imam. Kalau saya boleh jujur, saya tidak pernah salat berjamaah dengan ayah dan ibu yang lengkap, padahal saya anak tunggal. Saya hanya pernah salat berjamaah dengan salah satu kalau gak papa ama mama.
Apa saya harus mencari seorang ustad hanya untuk merasakan salat berjamaah? Gak kan? Ketika saya kuliah di fakultas hukum saya memandang agama sebagai hak asasi yang setiap orang berhak mempertahankannya bukan mengganti keyakinan hanya untuk menikah. Apa ini yang disukai oleh masyarakat Indonesia. Bukankah ini berarti, agama bisa dipermainkan oleh cinta?
Saya rasa kita musti lebih bijak untuk menghadapi ini semua. Tidak ada yang salah dengan perbedaan. Beda itu indah. Thank.
- ria sulistiowati, lampung, 31/05/2006 04:05